Burnt berhasil memuaskan harapan saya dari sebuah film bertema kuliner. Mata saya dimanjakan oleh penampakan makanan - makanan enak , serta proses membuatnya yang sudah seperti melukis di atas kanvas. Awalnya saya kira Burnt ini adalah sekuel, karena di awal diceritakan tokoh utama baru terbebas dari hukuman, lalu mulai menyatukan puing - puing kehidupannya kembali. Cuman setelah saya cari, ternyata Burnt adalah film tunggal. Steven Knight sebagai penulis cerita sukses menyampaikan masa masa lalu dengan baik melalui dialog - dialog antar tokoh, dan dari adegan - adegan yang dialami si tokoh utama. Meski tidak ada adegan flaskback ke masa lalu, saya bisa tahu kurang lebih apa yang terjadi di masa lalu pada film ini. Saya ikut merasakan ketegangan yang terjadi di dapur di balik sebuah restoran. Saya jadi mengerti, dibalik makanan yang kita santap saat berkunjung ke tempat makan, ada keringat dari pembuatnya, ada tekanan mental yang dialami oleh crew, dan perjuangan untuk memberi sesuatu ...